Sedih rasanya sebagai
seorang praktisi kesehatan saat melihat berita di media yang menayangkan
pemberitaan miring dan menyudutkan seputar pelayanan kesehatan. Pemberitaan –
pemberitaan tersebut membuat masyarakat awam terdoktrin pikiran negatif
mengenai pelayanan kesehatan. Terkadang tergerak ingin melakukan pembelaan
namun siapalah kita dan apa daya kita. Masih ingat mengenai kasus bayi malang
Dera Nur Anggraini yang meninggal dunia setelah ditolak sejumlah rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan??? Kasus yang sempat ramai dibicarakan di media
masa tersebut sempat menuai beragam komnetar dari kalangan masyarakat. Ada yang mau mencopot
direktur Rumah Sakit yg telah menolak Bayi Dera, ada juga yang menerangkan
bahwa kasus Dera ini adalah masalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM), ada
pula yang meminta perhatian pemerintah untuk melengkapi fasilitas rumah sakit,
agar kasus Dera tidak terulang kembali. Pada kesempatan kali ini saya ingin
sedikit memberikan gambaran mengenai sikon di rumah sakit sebagai sedikit
pencerahan bagi masyarakat agar tidak termakan berita/isu negative secara
mentah – mentah yang ditayangkan oknum oleh media.
Coba Bayangkan kalo pasien
dgn metode pembayaran jaminan (KJS, Jamkesmas, Jamkesda, Gakin, JPS,dll), dtg
saat kondisi RS overlode pasien, bed full. Kalo petugas RS bilang penuh, nanti
disangka nolak pasien karena pembayaranya Jaminan. Klo emang pasienya
overloade, mungkin akan dimotivasi pindah ke RS lain bila kondisi memungkinkan.
Atau kalau memang mau tetep dilanjutin dirawat di RS tersebut alternatif lain
nunggu ruang rawat, ngantri masuk ruangan, pasien
sementara ditaruh dimana aja asal tetep mendapat perawatan. Dengan alternatif
seperti itu nanti dibilang, pasien ditelantarkan di IGD gara-gara pasien
pembayarannya dengsn jaminan, padahal udah infus udah masuk obat tinggal
observasi aja. Ada lagi pasien dengan jaminan datang ke UGD dgn kondisi yang
sudah buruk. Pasian Dipasang infus, dikasih makan, diobservasi, bahkan bisa
dimasukkan ke rawat inap. Kalo tidak layani, tidak mungkin sampai ke rawat
inap. Itu kan namanya diobati, dilayani. selama beberapa hari kondisi sempat
membaik namun pada akhirnya pasien tetap tidak bisa diselamatkan, pasien
meninggal. RS lagi yang disalahkan,muncul lgi pemberitaan di media, "karena
pasien jaminan pihak RS lamban menangani pasien dan tidak maksimal menangani
pasien hingga pasiennya meninggal".
Seolah
- olah pasien yang sudah masuk di RS itu berarti PASIEN DILARANG MENINGGAL.
hellow... paramedis itu manusia chuy yang tidak berwenang atas kematian, tidak
bisa menentang Kuasa Tuhan. Kematian itu urusan Tuhan, kita paramedis hanya
bisa mngusahakan memberikan pertolongan semaksimal mungkin buat menyelamatkan dari
kematian, tapi kalau Tuhan berkendak lain?? apa mau dikata?? paramedis dan
RSnya yang dikata disalahkan???? ouwyeah.... Paramedis di RS jumlahnya terbatas
kerjanya dah peng2an habis2an, dan tidak diperbolehkan nolak pasien, kalo nolak
pasien RSnya diancam ditutup, padahal kalo ditutup apa gak bakal merugikan
masyarakat banget ya. Kalo ditutup, coba anda bayangkan sendiri saudara saudara
bagaimana dampaknya? Berapa banyak lagi pasien yang tidak tertangani? jadi
tolonglah temen2 wartawan media kalau menyampaikan berita di media itu sesuai
fakta yang sebenarnya jangan diluwebay2kan, jangan memperkeruh sesuatu yang
memang belum jernih.
Itulah
sedikit mengenai gambaran pelayanan di RS yang mungkin juga perlu diketahui
oleh masyarakat, sehingga masyarakat awam juga bisa memahami kenapa sering kali
muncul berita miring di media mengenai pelayanan kesehatan. Bukan merupakan
pembelaan, namun hanya sedikit pencerahan bagi masyarakat agar tidak hanya
termakan berita/isu negative secara mentah – mentah sehingga dapat merugikan
kedua belah pihak baik dari pihak rumah sakit maupun dari pihak masyarakat yang
termakan berita itu sehingga menurunkan kepercayaan terhadap pelayanan
kesehatan.
Kemudian sedikit pesan buat
temen – temen sejawat yang bekerja di pelayanan kesehatan Rumah Sakit, mau
pasien umum ataupun pasien jaminan, berikan pelayanan yang sama pada mereka
(pasien), jangan membeda2kan dalam memberikan pelayanan pada pasien karena
masalah perbedaan metode pembayaran. Masalah pembayaran itu urusan pasien
dengan RS, Urusan anda adalah memberikan peleyanan dgn baik. Mau pasien umum
atau pasien jaminan toh nantinya biayanya juga bakal dibayar kan??? hanya saja
metode pembayarannya aja yang berbeda. Jangan mempersulit orang yang sedang
dalam kesulitan. Ingat, anda bekerja itu digaji buat memberikan pelayanan yang
baik. jadi, jadilah pekerja yang bertanggungjawab dengan pekerjaan anda.